Jumat, 17 Juni 2011

Ponsel tidak terbukti sebabkan kanker otak

Beberapa waktu lalu
disebutkan ponsel bisa
menyebabkan kanker.
Namun seorang peneliti dari
Universitas Tampere
Finlandia membuktikan
ponsel tidak menyebabkan
kanker.
Penulis studi Dr Suvi
Larjavaara menjelaskan
orang-orang yang telah
menggunakan ponsel dalam
waktu yang lama, tidak
mungkin mengalami tumor
karena terpapar radiasi.
Pernyataan ini sekaligus
untuk membantah temuan
WHO yang menyatakan perlu
ditinjau kembali bukti ilmiah
bahwa kemungkinan ponsel
bersifat karsinogenik.
Larjavaara mengakui
temuannya itu bertentangan
dengan pengumuman
terbaru WHO. ''Karena tidak
ada bukti terkait antara
ponsel dengan kanker,'' kata
Larjavaara yang melibatkan
13 ribu pemakai ponsel lebih
dari 10 tahun.
Dari hasil riset tersebut tidak
ditemukan jawaban terkait
antara pemakaian ponsel
dengan aktivitas sel otak
yang berubah. Saat ini
pengguna ponsel terus
meningkat. Sekitar 5 miliar
ponsel sedang digunakan di
seluruh dunia.
Kebanyakan orang
mengaitkan tumor otak
dengan lamanya
menggunakan ponsel. Untuk
mendapatkan jawaban
masalah itu, Larjavaara
menjelaskan bahwa 90%
radiasi yang dilepaskan dari
ponsel diserap jaringan otak
yang terletak 5 cm dari
handset. Dengan kata lain,
paparan radiasi itu sangat
tergantung dimana letak
ponsel digunakan saat
pengguna berbicara.
Hal senada juga dikatakan Dr
Elisabeth Cardis dari CREAL-
Center for Research in
Environmental Epidemiology,
Barcelona. Menurutnya
memang ada kaitannya
ponsel dengan kemungkinan
terjadinya tumor otak, tapi
dalam jangka waktu cukup
lama.
Cardis bersama timnya telah
mengembangkan formula
untuk menghitung energi
yang masuk ke dalam
telepon genggam, dan
variabelnya. Riset ini akan
dirilis 1 Juli mendatang.
''Tumor bisa muncul dalam
jangka waktu yang panjang,
dan akan terjadi di lokasi
yang sering terpapar sinyal
ponsel,'' terangnya.
Pernyataan ini sekaligus
memperkuat riset Larjavaara
yang menyebutkan paparan
radiasi sangat tergantung
dimana letak ponsel.
Riset ini sekaligus
membantah pernyataan
studi sebelumnya yang
dimuat di American Journal
of Epidemiology, yang
menyebutkan tumor akan
timbul di sekitar telinga.(MI/
DNI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar