Oops.. kita
tidak sedang
bicara tentang
interview, ini
tentang hidup!
Anda boleh
tidak percaya,
tapi begitulah
adanya. Apa
yang terjadi
dalam hidup
Anda sangat
ditentukan
oleh sikap
Anda.
Tepatnya
adalah sikap
yang Anda pilih.
Hidup adalah
pilihan, tentu
kita semua
sudah tahu
dengan kata-
kata ini. Namun
mungkin Anda
tidak
menyadari
bahwa sampai
bagian terkecil
dari hidup,
sebenarnya
Anda bisa
memilih. Bagian
terkecil itu
adalah
bagaimana
Anda bereaksi
terhadap
segala hal
yang datang
pada Anda.
Orang diam-
diam ditampar,
tentu saja
orang itu akan
marah.
Seseorang
menumpahkan
air jus ke atas
iPad Anda
dengan
sengaja, sudah
selayaknya
Anda menuntut
ganti rugi pada
orang itu
dengan
menggamparnya,
mungkin. Itulah
reaksi umum
seseorang.
Tapi tidak ada
yang
mengharuskan
Anda demikian
bukan? Di
sinilah reaksi
harus
dihadapkan
pada
kesadaran
bahwa hidup
adalah pilihan!
Adalah sebuah
cerita tentang
Josh,
seseorang
yang
berkepribadian
menyenangkan.
Tidak ada
orang yang
tidak senang
berada di
dekatnya dan
berbicara
dengan dia.
Moodnya selalu
baik dan setiap
kata-katanya
selalu positif.
Dari dialah
setiap orang
merasakan
pentingnya
melihat segala
sesuatu dari
sisi lain
sebelum
memutuskan
sesuatu.
Mungkin Anda
sering
mendapati
orang yang
begitu ceria
dan disenangi
teman-
temannya, tapi
ketika tidak
bersama orang
yang
dikenalnya
atau saat
berada di
tempat asing,
dia bisa
menjadi sosok
acuh. Namun
tidak demikian
dengan Josh,
setiap
sikapnya selalu
positif dan
ramah
sehingga dia
jauh dari
masalah. Oleh
karena itu,
semua orang
yang mengenal
Josh sangat
terkejut ketika
mengetahui dia
mengalami
perampokan
dengan luka
tembak yang
cukup
mengerikan.
Syukurlah Josh
masih sempat
dilarikan di
rumah sakit.
Ketika operasi
telah dilakukan
dan Josh sudah
dalam tahap
pemulihan,
teman-
temannya
menjenguk di
ranjang rumah
sakitnya.
Beberapa
orang
menanyakan
apa yang
dirasakannya
saat peluru itu
bersarang di
tubuh Josh dan
saat-saat
hidupnya bisa
berakhir saat
itu juga. Josh
pun
menceritakan
dengan senang
hati
pengalaman
buruknya ini,
dengan riang.
Awalnya Josh
merasa
optimis, atau
tepatnya
meyakinkan
dirinya sendiri
dengan keras,
bahwa dia
akan tetap
hidup dan luka
ini bukan apa-
apa. Namun
ketika sampai
di rumah sakit
di mana para
perawat dan
dokter
mengerubutinya,
dia bisa
mendengar
ketegangan di
suara dan
wajah mereka.
Ketakutan
mulai
menyerang
rasa optimis
Josh. Untung
saja ketika
perawat
menanyakan
apakah dia
alergi sesuatu,
Josh masih
ingat untuk
berdiam
sejenak dan
membuat
pilihan, seperti
yang biasa dia
lakukan.
Kemudian dia
menjawab 'Ya',
dan
membiarkan
para ahli medis
yang
menanganinya
berhenti
sejenak untuk
mendengarkan
apa alergi yang
dimiliki Josh.
Secepat kilat
Josh
memutuskan
untuk
mencairkan
ketegangan ini,
maka dia pun
menyahut
"saya alergi
bullet peluru
itu!" dengan
ekspresi
menyenangkan
yang masih
bisa dia
berikan.
Meledaklah
tawa di ruang
medis itu,
kemudian Josh
melanjutkan,
"saya alergi itu,
maka cepatlah
operasi dan
ambil bullet itu
karena saya
masih ingin
hidup". Bisakah
Anda
membayangkan
jika Josh
memilih untuk
bersikap apatis
atau malah
sarkastis pada
tim medis itu,
mungkin
operasinya
akan
mengalami
kegagalan
karena
ketegangan
saat operasi.
Coba
perhatikan
setiap reaksi
kecil dalam
hidup Anda,
tunda dulu
seper sekian
detik untuk
memutuskan
sikap apa yang
harus diambil.
Membuat diri
sendiri dan
orang lain
bahagia adalah
pilihan Anda
sendiri, so..
jangan biarkan
orang lain
memilihkannya
untuk Anda.
(kpl/ICH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar